Tugas Kelompok
1
PENDEKATAN
DAN METODE DALAM PEMBELAJARAN PAI
Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Metodik Khusus Pembelajaran PAI
Dosen:
Siti Zulaikha, M. Ag.
Disusun Oleh:
NAMA
NPM
Afifah 1311010276
Asy’ari 1311010275
Edy Chandra 1311010260
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Semester : 04 (empat)
Kelas : F
Kelas : F
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
RADEN
INTAN LAMPUNG
1436 H / 2015
M
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr, Wb.
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T karena dengan rahmat, karunia, serta taufik
dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah mengenai PENDEKATAN DAN
METODE DALAM PEMBELAJARAN PAI ini sebatas pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki.
Dan juga kami berterima kasih kepada
Ibu. Siti Zulaikha, M. Ag. selaku Dosen mata kuliah Metodik Khusus
Pembelajaran PAI
yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat
berharap makalah ini dapat berguna, dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
kita mengenai Pendekatan dan Metode Dalam Pembelajaran PAI. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang
kami harapkan.
Untuk itu, kami berharap adanya
kritik, dan saran serta usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
sarana yang membangun. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya Makalah yang telah
disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
kesempatan yang lainnya.
Wassalamualaikum Wr, Wb.
Bandar
Lampung, 19 Maret 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................
A. Latar Belakang...........................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................1
C. Tujuan Penulisan........................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................
A. PENDEKATAN PEMBELAJARAN........................................2
1. Pengertian Pendekatan dalam Pembelajaran..............................2
2. Fungsi Pendekatan dalam Pembelajaran....................................3
3. Jenis-Jenis Pendekatan dalam Pembelajaran..............................3
4. Tipe-Tipe Pendekatan.................................................................9
B. METODE PEMBELAJARAN..................................................13
1. Pengertian Metodik Khusus.......................................................13
2. Macam-Macam Metode dalam Pendidikan...............................15
3. Prinsip-Prinsip Metode Pembelajaran.......................................15
BAB III PENUTUP......................................................................
Kesimpulan....................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
kegiatan belajar mengajar sangat diperlukannya interaksi antara guru dan murid
yang memiliki tujuan. Agar tujuan ini dapat tercapai sesuai dengan target dari
guru itu sendiri, maka sangatlah perlu terjadi interaksi positif yang terjadi
antara guru dan murid. Dalam interaksi ini, sangat perlu bagi guru untuk
membuat interaksi antara kedua belah pihak berjalan dengan menyenangkan dan
tidak membosankan. Hal ini selain agar mencapai target dari guru itu sendiri,
siswa juga menjadi menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar, serta lebih
merasa bersahabat dengan guru yang mengajar.
Pendidik yang
memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan anak
didik lainnya, akan berbeda dengan pendidik yang memandang anak
didik sebagai makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal.
Maka penting untuk meluruskan pandangan yang keliru dalam menilai anak
didik. Untuk itu pendidik perlu menyadari dan memaklumi bahwasanya
anak didik itu merupakan individu dengan segala perbedaannya sehingga
diperlukan beberapa pendekatan dalam proses belajar mengajar. Sehingga
dalam mengajar diperlukan pendekatan dalam pembelajaran, pendidik harus
pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana. Pandangan guru
terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap pendidik tidak
selalu memiliki suatu pandangan yang sama dalam hal mendidik anak didik. Hal
ini akan mempengaruhi pendekatan yang pendidik ambil dalam pengajaran.
B. Rumusan Masalah
a.Apa pengertian pendekatan pembelajaran?
b.Sebutkan fungsi dan jenis-jenis pendekatan dalam pembelajaran?
c.Jelaskan tipe pendekatan dalam pembelajaran?
C. Tujuan
a.Untuk mengertahui pengertian dari pendekatan pembelajaran PAI,
b.Serta untuk mengetahui fungsi dan jenis-jenis dalam pembelajaran,
c.Dan seperti apatipe-tipe dalam pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENDEKATAN PEMBELAJARAN
1. Pengertian Pendekatan dalam
Pembelajaran
Pendekatan
pembelajaran dapat berarti aturan pembelajaran yang berusaha meningkatkan
kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa dalam pengolahan
pesan sehingga tercapai sasaran belajar, Selain itu pendekatan pembelajaran
adalah arah suatu kebijaksanaan yang ditempuh guru atau siswa dalam mencapai
tujuan pengajaran dilihat dari bagaimana materi disajikan.
Pengertian
lain dari pendekatan pembelajaran adalah jalan atau cara yang digunakan oleh
guru atau pembelajar untuk memungkinkan siswa belajar.
Dari
pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran adalah cara
yang digunakan oleh guru dalam menyajikan suatu materi yang memungkinkan siswa
belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Interaksi
dalam pembelajaran adalah bagaimana cara guru dapat meningkatkan motivasi
belajar dari siswa. Hal ini berkaitan dengan strategi apa yang dipakai oleh
guru, bagaimana guru melakukan pendekatan terhadap siswanya. Dalam sebuah
pembelajaran yang baik guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator. Dalam
peranannya sebagai pembimbing, guru berusaha menghidupkan dan memberikan
motivasi agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Guru sebagai fasilitator,
guru berusaha memberikan fasilitas yang baik melalui pendekatan-pendekatan yang
dilakukan.[1] Proses
interaksi pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar pada siswa ialah
bagaimana cara guru melakukan pendekatan yang sesuai dengan karakter
pembelajaran.
Dilihat
dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua
jenis pendekatan, yaitu:
a.Pendekatan pembelajaran yang berorientasi
atau berpusat pada siswa (student
centered approach), dimana pada pendekatan jenis ini guru melakukan
pendekatan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam
proses pembelajaran, dan
b.Pendekatan pembelajaran yang berorientasi
atau berpusat pada guru (teacher centered approach), dimana pada
pendekatan jenis ini guru menjadi subjek utama dalam proses pembelajaran.[2]
2. Fungsi Pendekatan dalam Pembelajaran
Fungsi
pendekatan bagi suatu pembelajaran adalah :
a.Sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah - langkah metode
pembelajaran yang akan digunakan.
b.Memberikan
garis-garis rujukan untuk perancangan pembelajaran.
c.Menilai
hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai.
d.Mendiaknosis
masalah-masalah belajar yang timbul, dan
e.Menilai
hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan.
3. Jenis-Jenis Pendekatan dalam Pembelajaran
a. Pendekatan Individual
Pendekatan
individual merupakan pendekatan langsung dilakukan guru terhadap anak didiknya
untuk memecahkan kasus anak didiknya tersebut. Pendekatan individual mempunyai
arti yang sangat penting bagi kepentingan pengajaran. Pengelolaan kelas sangat
memerlukan pendekatan individual ini. Pemilihan metode tidak bisa begitu saja
mengabaikan kegunaan pendekatan individual, sehingga guru dalam melaksanakan
tugasnya selalu saja melakukan pendekatan individual terhadap anak didik di
kelas. Persoalan kesulitan belajar anak lebih mudah dipecahkan dengan
menggunakan pendekatan individual, walaupun suatu saat pendekatan kelompok
diperlukan.
Pendekatan
individual adalah suatu pendekatan yang melayani perbedaan-perbedaan perorangan
siswa sedemikian rupa, sehingga dengan penerapan pendekatan individual
memungkinkan berkembangnya potensi masing-masing siswa secara optimal.[3]
Pembelajaran
individual merupakan salah satu cara guru untuk membantu siswa membelajarkan
siswa, membantu merencanakan kegiatan belajar siswa sesuai dengan kemampuan dan
daya dukung yang dimiliki siswa. Pendekatan individual akan melibatkan hubungan
yang terbuka antara guru dan siswa, yang bertujuan untuk menimbulkan perasaan
bebas dalam belajar sehingga terjadi hubungan yang harmonis antara guru dengan
siswa dalam belajar.[4] Untuk
mencapai hal itu, guru harus melakukan hal berikut ini;
a) Mendengarkan secara simpati dan menanggapi secara positif
pikiran anak didik dan membuat hubungan saling percaya.
b) Membantu
anak didik dengan pendekatn verbal dan non-verbal.
c) Membantu
anak didik tanpa harus mendominasi atau mengambil alih tugas.
d) Menerima perasaan anak didik sebagaimana adanya atau menerima
perbedaannya dengan penuh perhatian.
e) Menanggani anak didik dengan memberi rasa aman, penuh
pengertian, bantuan, dan mungkin memberi beberapa alternatif pemecahan.
Ciri-ciri
pendekatan individual :
a) Guru melakukan pendekatan secara pribadi kepada setiap siswa di
kelas dan memberikan kesempatan kepada anak didik sebagai individu untuk
akatif, kreatif, dan mandiri dalam belajar.
b) Guru harus peka melihat perbedaan sifat-sifat dari semua anak didik
secara individual.
c) Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan pembimbing
di kelas. Para peserta didik dapat lebih terkontrol mengenai, bagaimana dan apa
yang mereka pelajari.
d) Guru harus mampu mennyajikan pelajaran yang menarik di depan kelas.
Menarik dalam pengertian mengasyikkan, mudah ditangkap dan dipahami serta tidak
membosankan siswa. Pengajaran individual dilakukan untuk membantu siswa dalam
menuntaskan belajar mereka.
Oleh
karena itu, pendekatan individual dapat mengefektifkan proses belajar mengajar,
interaksi guru dan siswa berjalan dengan baik, dan terjadinya hubungan pribadi
yang menyenangkan antara siswa dan guru. Secara tidak langsung hal yang disebut
diatas merupakan keuntungan dari pengajaran dengan pendekatan individual.
Keuntungan
dari pengajaran pendekatan individual yaitu:
a)Memungkin siswa yang lama dapat maju menurut kemampuannya
masing-masing secara penuh dan tepat,
b)Mencegah terjadinya ilusi dalam kemajuan tetapi bersifat nyata
melalui diskusi kelompok,
c)Mengarahkan
perhatian siswa terhadap hasil belajar perorangan,
d)Memusatkan pengajaran terhadap mata ajaran dan pertumbuhan yang
bersifat mendidik, bukan kepada tuntutan-tuntutan guru, dan lain-lain.
Sedangkan
kelemahan pembelajaran pendekatan individual sebagai berikut dapat dilihat
secara umum:
a) Proses pembelajaran relative memakan banyak waktu sesuai dengan
jumlah bahan yang dihadapi dan jumlah peserta didik.[5]
b)Motivasi siswa mungkin sulit dipertahankan karena
perbedaan-perbedaan individual yang dimiliki oleh peserta didik sehingga dapat
membuat beberapa siswa rendah diri/minder dalam pembelajaran.[6]
b. Pendekatan Kelompok
Dalam
kegiatan belajar mengajar terkadang ada juga guru yang menggunakan pendekatan
lain, yakni pendekatan kelompok. Pendekatan kelompok memang suatu waktu
diperlukan dan pelu digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap
sosial anak didik. Hal ini disadari bahwa anak didik adalah sejenis makhluk
homo secius, yakni makhluk yang berkecendrungan untuk hidup bersama.
Dengan
pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuh kembangkan rasa sosial yang
tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa
egois yang ada dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap
kesetiakawanan sosial dikelas. Tentu saja sikap ini pada hal-hal yang baik
saja. Mereka sadar bahwa hidup ini saling ketergantungan, seperti ekosistem
dalam mata rantai kehidupan semua makhluk hidup di dunia. Tidak ada makhluk
hidup yang terus menerus berdiri sendiri tanpa keterlibatan makhluk lain,
langsung atau tidak langsung, disadari atau tidak, makhluk lain itu ikut ambil
bagian dalam kehidupan makhluk tertentu.[7]
c. Pendekatan Bervariasi
Ketika guru
dihadapkan kepada permasalahan anak didik yang bermasalah, maka guru akan
berhadapan dengan permasalahan yang bervariasi. Setiap masalah yang dihadapi
oleh anak didik tidak selalu sama, terkadang ada perbedaan.
Dalam
belajar, anak didik mempunyai motivasi yang berbeda. Pada satu sisi anak didik
mempunyai motivasi yang rendah, tetapi pada saat lain anak didik mempunyai
motivasi yang tinggi. Anak didik yang satu bergairah belajar, anak didik yang
lain kurang bergairah belajar. Sementara sebagian besar anak belajar, satu atau
dua orang anak tidak ikut belajar. Mereka duduk dan berbicara
(berbincang-bincang) satu sama lain tentang hal-hal lain yang terlepas dari
masalah pelajaran.[8]
d. Pendekatan Edukatif
Apapun
yang guru lakukan dalam pendidikan dan pengajaran dengan tujuan untuk mendidik,
bukan karena motif-motif lain, seperti karena dendam, karena gengsi, karena
ingin ditakuti dan sebagainya.
Anak
didik yang telah melakukan kesalahan, yakni membuat keributan didalam kelas
ketika guru sedang memberikanpelajaran, misalnya, tidak tepat diberi sanksi
hokum dengan cara memukul badannya sehingga luka atau cidera. Hal ini adalah
sanksi hukum yang tidak bernilai pendidikan. Guru telah melakukan sanksi hukum
yang salah. Guru telah menggunakan teori power, yakni teori kekuasaan untuk
menundukkan orang lain. Dalam pendidikan, guru akan kurang arif dan bijaksana
bila menggunakan kekuasaan.
Karena
hal itu bisa merugikan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak didik.
Pendekatan yang benar bagi guru adalah dengan melakukan pendekatan edukatif.
Setiap tindakan dan perbuatan yang dilakukan guru harus bernilai pendidikan
dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar agar menghargai norma hukum, norma
susila, norma sosial dan norma agama.
Kelima
macam pendekatan ini diajukan, karena pendidikan agama islam disekolah
umum dilaksanakan melalui kegiatan intra dan ekstra kurikuler yang satu sama
lainnya saling menunjang dan saling melengkapi. Kelima pendekatan tersebut
dijelaskan sebagai berikut :
1) Pendekatan
pengalaman
2) Pendekatan
Pembiasaan
3) Pendekatan
Emosional
4) Pendekatan
Rasional
5) Pendekatan
Fungsional.[9]
e. Pendekatan Keagamaan
Pendidikan
dan pelajaran disekolah tidak hanya memberikan satu atau dua macam mata
pelajaran, tetapi terdiri dari banyak mata pelajaran. Dalam prateknya tidak
hanya digunakan satu, tetapi bisa juga penggabungan dua atau lebih pendekatan.
Dengan
penerapan prinsip-prinsip mengajar seperti prinsip korelasi dan sosialisasi,
guru dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran.
Khususnya untuk mata pelajaran umum sangat penting dengan pendekatan keagamaan.
Hal ini dimaksudkan agar nilai budaya ini tidak sekuler, tetapi menyatu dengan
nilai agama. Tentu sajaguru harus menguasai ajaran-ajaran agama yang sesuai
dengan mata pelajaran yang dipegang. Mata pelajaran biologi, misalnya, bukan
terpisah dari masalah agama,tetapi ada hubunganya. Persoalan nya sekarng
terletak mau atau tidaknya guru mata pelajaran tersebut.
Pendekatan
agama dapat membantu guru untuk memperkecil kerdilnya jiwa agama didalam diri
siswa, agar nilai-nilai agamanya tidak dicemoohkan dan dilecehkan, tetapi
diyakini, dipahami,dihayati dan diamalkan secara hayat siswa dikandung badan.[10]
f. Pendekatan Kebermaknaan
Bahasa adalah
alat untuk menyampaikan dan memahami gagasan pikiran, pendapat, dan perasaan,
secara lisan atau tulisan. Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang
diwujudkan melalui struktur (tata bahasa dan kosa kata). Dengan demikian
struktur berperan sebagai alat pengungkapan makna (gagasan, pikiran, pendapat
dan perasaan). Jadi pendekatan kebermaknaan adalah pendekatan yang memasukkan
unsur-unsur terpenting yaitu pada bahasa dan makna. Misalnya pendekatan dalam
rangka penguasaan bahasa Inggris.
Ada beberapa
konsep penting yang menyadari pendekatan ini sebagai berikut :
a. Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan
melalui struktur ( tata bahasa dan kosa kata).
b. Makna ditentukan oleh lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi yang
merupakan konsep dasar dalam pendekatan kebermaknaan pengajaran bahasa yang
natural.
c. Makna dapat diwujudkan melalui kalimat yang berbeda, baik secara
lisan maupun tertulis. Suatu kalimat dapat mempunyai makna yang berbeda
tergantung pada situasi saat kalimat digunakan.
d. Belajar bahasa asing adalah belajar berkomunikasi melalui bahasa
tersebut, sebagai bahasa sasaran, baik secara lisan maupun tertulis. Belajar
berkomunikasi ini perlu didukung oleh pembelajaran unsur-unsur bahasa sasaran.
e. Motivasi belajar siswa merupakan faktor utama yang menentukan
keberhasilan belajarnya. Kadar motivasi ini banyak ditentukan oleh kadar
kebermaknaan bahan peljaran dan kegiatan pembelajaran siswa yang bersangkutan.[11]
f. Bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih
penting bermakna bagi siswa jika berhubungan dengan kebutuhan siswa yang
berkaitan dengan pengalaman, minat, tata nilai, dan masa depannya.
g. Dalam proses belajar mengajar siswa merupakan subjek utama, tidak
hanya sebagai objek belaka. Karena itu, ciri-ciri dan kebutuhan mereka harus
dipertimbangkan dalam segala keputusan yang berkaitan dengan pengajaran.
h. Dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai
fasilitator yang membantu siswa mengembangkan ketrampilan berbahasanya.
4. Tipe-tipe pendekatan
a. Pendekatan Kontekstual
Adapun
yang melandasi pengembangan pendekatan kontekstual adalah konstruktivisme,
yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar
menghafal. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri.
Bahwa pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta atau proposisi
yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan.
Pendekatan
Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat. Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa
makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya.[12]
Dalam
pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang
penting, yaitu :
1. Mengaitkan
adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti konstruktivisme.
2. Mengalami merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan
berarti menghubungkan informasi baru dengan pengalaman maupun pengetahui
sebelumnya.
3. Menerapkan.
4. Kerjasama.
5. Mentransfer.[13]
b. Pendekatan Konstruktivisme
Pendekatan
konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang lebih menekankan
pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat
diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan.
Pada
dasarnya pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam peningkatan dan
pengembangan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa berupa keterampilan dasar
yang dapat diperlukan dalam pengembangan diri siswa baik dalam lingkungan
sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat.
Jadi
pendekatan konstruktivisme merupakan pembelajaran yang lebih mengutamakan
pengalaman langsung dan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Secara
umum yang disebut konstruktivisme menekankan kontribusi seseorang pembelajar
dalam memberikan arti, serta belajar sesuatu melalui aktivitas individu dan
sosial.
Ciri-ciri
pendekatan konstruktivisme
1. Dengan adanya pendekatan konstruktivisme, pengembangan pengetahuan
bagi peserta didik dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri melalui kegiatan
penelitian atau pengamatan langsung sehingga siswa dapat menyalurkan ide-ide
baru sesuai dengan pengalaman dengan menemukan fakta yang sesuai dengan kajian
teori.
2.Antara pengetahuan-pengetahuan yang ada harus ada keterkaitan
dengan pengalaman yang ada dalam diri siswa.
3. Setiap siswa mempunyai peranan penting dalam menentukan apa yang
mereka pelajari. Peran guru hanya sebagai pembimbing dengan menyediakan materi
atau konsep apa yang akan dipelajari serta memberikan peluang kepada siswa
untuk menganalisis sesuai dengan materi yang dipelajari.
c. Pendekatan Deduktif
Pendekatan
deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang menggunakan logika
untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan
seperangkat premis yang diberikan. Dalam sistem deduktif yang kompleks,
peneliti dapat menarik lebih dari satu kesimpulan. Metode deduktif sering
digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke sesuatu
yang khusus.
Pendekatan
deduktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan umum ke keadaan
khusus, sebagai pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajikan aturan,
prinsip umum dan diikuti dengan contoh-contoh khusus atau penerapan aturan,
prinsip umum ke dalam keadaan khusus.
d. Pendekatan Induktif
Berbeda dengan
pendekatan deduktif yang menyimpulkan permasalahan dari hal-hal yang bersifat
umum, maka pendekatan induktif (inductif approach) menyimpulkan
permasalahan dari hal-hal yang bersifat khusus.. Metode induktif sering
digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke sesuatu
yang khusus.[14]
Pendekatan
induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan
pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan
pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum. Pendekatan induktif merupakan
proses penalaran yang bermula dari keadaan khusus menuju keadaan umum.[15]
e. Pendekatan Konsep
Pendekatan
konsep adalah pendekatan yang mengarahkan peserta didik meguasai konsep secara
benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan konsep (miskonsepsi)..
Konsep merupakan struktur mental yang diperoleh dari pengamatan dan pengalaman.
Pendekatan
Konsep merupakan suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung menyajikan
konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep
itu diperoleh.
Kondisi-kondisi
yang dipertimbangkan dalam kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan konsep
adalah:
1. Menanti
kesiapan belajar, kematangan berpikir sesuai dengan unsur lingkungan.
2. Mengetengahkan
konsep dasar dengan persepsi yang benar yang mudah dimengerti.
3. Memperkenalkan konsep yang spesifik dari pengalaman yang spesifik
pula sampai konsep yang komplek.
4. Penjelasan
perlahan-lahan dari yang konkret sampai ke yang abstrak.
Langkah-langkah
mengajar dengan pendekatan konsep melalui 3 tahap yaitu,
1) Tahap
enaktik
2) Tahap
simbolik.
3) Tahap
ikonik
f. Pendekatan Proses
Pendekatan
proses merupakan pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu
keterampilan proses.
Pendekatan
proses adalah pendekatan yang berorientasi pada proses bukan hasil. Pada
pendekatan ini peserta didik diharapkan benar-benar menguasai proses.
Pendekatan ini penting untuk melatih daya pikir atau mengembangkan kemampuan
berpikir dan melatih psikomotor peserta didik. Dalam pendekatan proses peserta
didik juga harus dapat mengilustrasikan atau memodelkan dan bahkan melakukan
percobaan. Evaluasi pembelajaran yang dinilai adalah proses yang mencakup
kebenaran cara kerja, ketelitian, keakuratan, keuletan dalam bekerja dan
sebagainya.
g. Pendekatan Sains, Teknologi, dan Masyarakat
Pendekatan
Science, Technology and Society (STS) atau pendekatan Sains, Teknologi dan
Masyarakat (STM) merupakan gabungan antara pendekatan konsep, keterampilan
proses, Inkuiri dan diskoveri serta pendekatan lingkungan.
Istilah
Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam bahasa Inggris disebut Sains Technology
Society (STS), Science Technology Society and Environtment (STSE) atau Sains
Teknologi Lingkungan dan Masyarakat. Meskipun istilahnya banyak namun
sebenarnya intinya sama yaitu Environtment, yang dalam berbagai
kegiatan perlu ditonjolkan. Sains Teknologi Masyarakat (STM) merupakan
pendekatan terpadu antara sains, teknologi, dan isu yang ada di masyarakat.
Adapun tujuan dari pendekatan STM ini adalah menghasilkan peserta didik yang
cukup memiliki bekal pengetahuan, sehingga mampu mengambil keputusan penting
tentang masalah-masalah dalam masyarakat serta mengambil tindakan sehubungan
dengan keputusan yang telah diambilnya.
B. METODE PEMBELAJARAN
1. Pengertian Metodik Khusus
Secara harfiah”Metodik” itu berasal
dari kata “Metode” yang berarti suatu cara kerja yang sistematik dan umum,
seperti cara kerja ilmu pengertahuan. Ia merupakan jawaban atas pertanyaan
“Bagaimana”, yaitu suatu penyelidikan yang sistematis dan formulasi
metode-metode yanga akan digunakan dalam penelitian.
Metodik
khusus berarti suatu penyelidikan khusus untuk suatu proyek. Dalam hal ini
metodik adalah suatu cara dan siasat penyapaian bahan pelajaran tertentu dari
suatu mata pelajaran agar siswa dapat mengetahui,memahami, mempergunakan, dan
dengan kata lain menguaasai bahan pelaajaran yang akan diajarkan.
Metodik
pengajaran aagama Islamialah suatu cara menyampaikan bahan pelajaran agama
islam. Jika metodik tersebut dihubungkan dengan kata “khusus” maka ia berarti
suatu cara khusus yang telah diperssiapkan dan dupertimbangkan untuk
ditempuhdalam pengajaran, keimanan, ibadah, akhlak, dan berbagai mata pelajaran
agama Islam lainya. Pengajaran agama Islam adalah suatu tugas yang setelah itu
barulah kita mengetahui garis temu antara kedua lingkaran tersebut mempunyai
permasalahan yang berkembang pula. Metodik membuat ssi pelaksana tugas atau
guru dapat mencapai tujuan dengan tepat dan cepat. Hasilnya dapat diyakini, dan
kalau perlu dapat diperiksa kembali
jalan pengaran itu.[16]
Metode
mengajar dapat diartikan sebaagai carayang digunakan oleh guru dalam
membelajarkan peserta didik saat berlangsungnya proses belajar mengajar.
Secara
Terminologi dan definisis para ahli seperti Hasan Langgulung mendefinisikan
bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan
pendidikan. Dan menurut Ahmad Tafsir mendifinisikan bahwa metode mengajar adalah
cara yang paling tepat dalam mengajarkan mata pelajaran. Berdasarkan beberapa
definisi dapat disimpulakn bahwa metode adalah seperangkat cara, jalan yang
digunakan untuk mendidik dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau
menguasai kompetensi tertentu yang dirumuskan dalam silabi mataa pelajaran.[17]
Mahmud dan Tedi Priatna dalam
bukunya Kajian Epistemologi, Sistem dan Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam,
mengemukakan bahwa metode dalam dunia pendidikan secara sederhana adalah suatu
cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar tercapai tujuan
pendidikan.
Lebih lanjut mereka menuliskan bahwa metode
pendidikan islam menyangkut banyak prinsip-prinsip keilmuan pendidikan islam
yang bersumber dari Al-quran dan hadits. Oleh karena itu utuk mendalaminya
perlu diungkapkan implikasi-implikasi metodologis pendidikan dalam al-Quran dan
Hadits tersebut, yang antara lain sebagai berikut:
- Gaya bahasa dan ungkapan yang terdapat dalam firman-firman Allah dalam Al-quran menunjukan fenomena bahwa firman-firman Allah itu mengandung nilai-nilai metodologi yang mempunyai corak dan ragam yang sesuai dengan tempat dan waktu serta sasaran yang dihadapi, namun yang sangat penting adalah bahwa firman-firman Allah itu mengandung hikmah dan kebijaksanaan yang secara metodologis sesuai dengan kecenderungan kemampuan manusia yang hdup dalam kondisi dan situasi yang berbeda-beda.
- Allah SWT. dalam hal pemberian perintah dan larangan senantiasa memperhatikan kadar kemampuan masing-masing hamba-Nya , sehingga bebannya bereda-beda meskipu dalam tugas yang sama.
- Sistem pendekatan metodologis yang dinyatakan dalam Al-Quran bersifatmulti approach.
2.
Macam-Macam Metode dalam Pendidikan
a. Metode keteladanan
b. Metode pembiasaan
c. Metode dialog
d. Metode perumpamaan
e. Metode ceramah
f. Metode targhib dan tarhib
g. Metode pengulangan dan latihan
h. Metode mauizhah.[18]
3. Prinsip-Prinsip Metode Pembelajaran
Segala sesuatu yang akan dikerjakan oleh setiap orang
pasti ada tujuannya,termasuk dalam proses pembelajaran. seorang guru perlu
megetahui dan meiliki prinsip-prinsip pembelajaransehingga guru dapat menyusun
perencanaan proses pembelajaran dengan baik, bahkan mampu
mengimplementasikannya ketika proses pembelajaran berlangsung.Menurut Omar Muhammad
Al-Thoumy Al-Saibany, prinsip-prinsip metodologi pendidikan islam adalah
sebagai berikut:
1) Mengetahui motivasi, kebutuhan, dan minat anak
didiknya.
2) Mengetahui tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan.
3)Mengetahui tahap kematangan, perkembangan, dan perubahan
anak didik.
4) Mengetahui perbedaan-perbedaan individu dalam anak
didik.
5)Memperhatin,integrasi pengalaman dan kelanjutannya, keaslian, pembaharuan, dan kebebasan berfikir.
6)Menjadikan proses pendidikan sebagai pengalaman
yang menggembirakan bagi anak didik.
7) Menegakkan uswah hasanah.[19]
Dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007
telah dijelaskan tentang prinsip-prinsip penyusunan rencana
proses pembelajaran, yaitu:
1) Memperhatikan
perbedaan individu peserta didikRPP disusun dengan memperhatikan perbedaan
jenis kelamin, kemampuanawal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar,
bakat, potensi, kemampuansosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,
kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau
lingkungan peserta didik.
2) Mendorong partisipasi aktif peserta didikProses
pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untukmendorong
motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dansemangat
belajar.
3) Mengembangkan budaya membaca dan menulis Proses
pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman
beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
4) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat
rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan
remedi.
5) Keterkaitan
dan keterpaduan RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan
antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator
pencapaiankompetensi, penilaian, dan lain-lain.
6) Menerapkan
teknologi informasi dan komunikasiRPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan
teknologi informasi dankomunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif
sesuai dengan situasidan kondisi.Dengan demikian, prinsip dalam proses
pembelajaran sangat penting bagiseorang guru dalam perencanaan dan proses
pembelajaran agar pembelajaran menjadi terkontrol dengan baik dan sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan dengan memandang dari segi kognitif, afektif, dan
psikomotorik peserta didik serta lingkungan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendekatan
pembelajaran dapat berarti titik tolak atau sudut pandang terhadap proses
pembelajaran atau merupakan gambaran pola umum perbuatan guru dan peserta didik
di dalam perwujudan kegiatan pembelajaran, yang berusaha meningkatkan
kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa dalam pengolahan
pesan sehingga tercapai sasaran belajar.
Jenis-jenis
pendekatan dalam pembelajaran di antaranya Pendekatan individual, Pendekatan
kelompok, Pendekatan bervariasi, Pendekatan edukatif, Pendekatan keagamaan, dan
Pendekatan kebermaknaan.
Tipe-tipe
pendekatan pembelajaran antara lain Pendekatan Pembelajaran Kontekstual, Pendekatan
Pembelajaran Konstruktivisme, Pendekatan Pembelajaran Deduktif, Pendekatan
Pembelajaran Induktif, Pendekatan Pembelajaran Proses, Pendekatan Pembelajaran
Konsep, Pendekatan Pembelajaran Sains, Teknologi dan Masyarakat
Dari
bermacam-macamnya pendekatan dalam proses belajar mengajar, diharapkan
pendidik mampu memaksimalkan dan mempraktekkan pendekatan itu untuk mengatasi
semua permasalahan yang muncul dalam upayanya membentuk kepribadian anak
didik sehingga nantinya memperoleh hasil yang memuaskan dan mampu menciptakan
generasi bangsa yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Bahri Djamarah, Syaiful, Strategi
Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1997.
Bukhari
Umar, Hadist Tarbawi, Jakarta: Amzah,
cetakan pertama, 2012.
Dimyati,
Drs. Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta, 2006.
Ramayulis,
Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Kalam Mulia, 2002.
Sagala Syaiful,
Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: 2006 Alfabeta.
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan
Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (suatu pendekatan teoritis psikologis), Jakarta:
Rineka Cipta, 2005.
Zakiyah
Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama
Islam, Jakarta, Bumi Aksara,
2011.
Http://citratyas.wordpress.com/2012/01/08/pendekatan-metode-strategi-dan-teknik-pembelajaran-pendidikan/.
Di ambil pada tanggal 15 Maret 2015.
[2] . Djamarah syaiful bahri. Guru dan
Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (suatu pendekatan teoritis
psikologis). (Jakarta; Rineka Cipta.2005) hal:53
[3] Ibid, hal:54
[4] Dr. Dimyati,Drs. Mudjiono,Belajar
dan Pembelajaran,(Rineka Cipta, Jakarta,2006)hal:161
[5] Ibid , hal:161
[6]
Djamarah syaiful bahri, Strategi belajar mengajar. (Jakarta;
Rineka Cipta.2010) hal:55
[7] Loc .Cit hal:165
[8].Ibid, hal 57
[9] Dr.H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan
Islam,(Kalam Mulia, Jakarta Pusat, 2002) hal:256-261
[10] Ibid,hal:68
[11] Dr. Dimyati,Drs. Mudjiono,Belajar
dan Pembelajaran,(Rineka Cipta, Jakarta,2006)hal:79
[12] Sagala Syaiful
. Konsep dan Makna Pembelajaran. (Bandung;2006 Alfabeta.
)Hal:69
[13] Bahri Djamarah,
Syaiful. Strategi Belajar Mengajar,( Jakarta:1997 Rineka Cipta).hal:70
[14] Dr. Dimyati,Drs. Mudjiono,Belajar
dan Pembelajaran,(Rineka Cipta, Jakarta,2006)hal:178-182
[15] Ibid hal:182
[16] Dr.Zakiyah Darajat,Metodik
Khusus Pengajaran Agama Islam,(Bumi Aksara, Jakarta, 2011)hal:2
[17] Dr.H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan
Islam,(Kalam Mulia, Jakarta Pusat, 2002) hal:271
[18] Bukhari Umar, Hadist Tarbawi,(Amzah.Jakarta,
cetakan pertama, 2012) hal: 146
[19] Dr. Dimyati,Drs. Mudjiono,Belajar
dan Pembelajaran,(Rineka Cipta, Jakarta,2006)hal:42-52
No comments:
Post a Comment