KONSEP DASAR PENELITIAN
A.
Pengertian penelitian
Istilah
penelitian berasal dari bahasa
Inggris yaitu research (re =kembali, search= mencari) dengan demikian research berarti kembali yang
menunjukkan adanya proses yang berbentuk siklus bersusun dan berkesinambungan.
Menurut kamus websters New International,
penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta
dan prinsip-prinsip suatu penyelididkan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu.
Penelitian sangat berat hubunganya dengan
metode ilmiah, untuk kepentingan pengembangan konsep-konsep atau teori dalam
sebuah disiplin ilmu. Penelitian dipandang sebagai kegiatan yang dilakukan
secara sistematikuntuk menguji jawaban- jawaban sementara tentang permalahan
yang sedang diteliti melalui pengukuran yang cermat terhadap fakta-fakta yang
empiris.
Fungsi
penelitian tidak hanya kepentingan pengembangan konsep atau membanbgun teori
keilmuan melainkan berfungsi juga untuk kepentingan pemecahan masalah- masalah
praaktis dalam kehidupan. Unsur-unsur penting dalam penelitian adalah :a).
Bertitik tolak dari suatu masalah, b). Dilakukan secara ilmiah, c). Terdapat
kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyimpuklam kesimpulan, d).
Menggunkan pendekatan, metode, dan tehnik tertentu, e). Berfungsi untuk
menjawab suatu permasalahan.[1]
Secara
umu penelitian adalah suatu proses penyelidikan yang ilmiah melalui
pengumpulan, pengolahan, aanalisis, dan penyimpulan data berdaasarkan
pendekatan, metode, dan tehnik tertentu. Dengan demikian penelitian pendidikan
dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan ilmiah melalui
pengumpulan,pengolahan, analisis, dan penyimpulan data berdasarkan pendekatan,
metode, dan tehnik tertentuuntuk menjawab permasalahan dalam bidang pendidikan.
Masalah penelitian pendidikan padaumumnya bersumber dari sistem pendidikan itu
sendiri, sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan, baik jalur pendidikan
formsl, informal,ataupun nonformal.
B.
Karakteristik penelitian pendidikan
Berdasarkan
konseppenelitian pendidikan yang telah dikemukakan maka dapat diidentifikasikan
kaarakteristik penelitian pendidikan yaitu:
a. Masalhnya berkaitan dengan bidang
pendidikan
b. Memiliki tujuan dan manfaat yang jelas
c. Mempunyai landasan teori yang kuat
d. Dilakukan secara ilmiah yaitu,
sistematis, logis, kritis dn objektif
e. Direncanaakan secara sengaja untuk
memecahkaan masalah yang kan ditreliti bukan dilakukan secara kebetulan
f. Datanya bersifat faktual dan aktual
g. Dapat diulang dengan masalah yang sama
dengan lokasi yang berbeda.
Sementara
itu menurut McMilan dan Schumacher mengemukakan bahwa karakteristik penelitian
pendidikan yaitu
·
Objektivitas
·
Ketepatan
·
Verifikasi
·
Penjelasan
singkat
·
Empirikisme
·
Penjelasan
logis
·
Simpulan
kondisional.[2]
C.
Tujuan penelitian pendidikan
Setiap
penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu.secara umum tujuanpenelitian
ada tiga macam yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan.[3]
Tujuan
penelitian memegang peran sangat penting karena merupakan arah dan sasaran yang
harus dicapai.tujuan pendidikan harus dirumuskan dengan jelas,tegasdan
terperinci dalam bentuk pernyataan serta menunjukkan adanya sesuatu hal yang
harus dicaapai setelaah penelitian tersebut selesai dilaksanakan.
Tujuan
umum penelitian pendidikan adalah untuk mmenemukan, mengembangkan dan menguji
kebenaran suatu pengetahuan, konsep, prinsip dan generalisasitentang
pendidikaan, baik berupa teori maupun praktik. Menemukan berarti mencari
sesuatu yang baru sedangkan mengmbangkan
berarti meluas dan menggali lebih jauh
tentang apa yang ada. Secara khusus tujuan pendidikan bergantung pada
permasalahn pendidikan. Dan secara umum
penelitian pendidikan dapat dibagi tiga yaitu:
a. Tujuan ekploratif yaitu untuk menemukan
teori-teori atau masalah-masalah barudalam bidang pendidikan.
b. Tujuan pengembangan yaitu mengembangkan
ilmu pendidikan yang telah ada.
c. Tujuan verifikatif yaitu: untuk menguji
kebenaaran dari suatu ilmu pendidikanyang telah ada.
D.
Fungsi penelitian
Dalam penelitian pendidikan dikenal
beberapa fungsi penelitian yaitu fungsi pemecahan masalah(problem solving), fungsi pendeskripsian (description), fungsi pengembangan(development), fungsi peramalan(prediction)
fungsi perbaikan (inprovement), dan
fungsi penjelasan(explanation).
Fungsi pemecahan masalah adalah
memecahkan masalah praktis dalam bidang pendidikan secra jelas dan cermat,
sehingga menghasilkan masukan langsung dalam menentukan suatu kebijakan,
seperti penelitian terapan dan penelitian kebijakan.
Fungsi pendeskripsian untuk
mendeskripsikan sifat-sifat atau karakteristik fenomena yang dibuat oleh
manusia. Dalam pelaksanaanya fungsi ini sangat bergantung pada isntrumen pengukuranyang digunakan.
Fungsi pengembangan merupakan
fungsi untuk mengekplorasi dan merumuskan suatu , aturan, hukum, dalil, model,
mengenai hubungan anatar satu kejadian dengan kejadian lainya, sehingga dapat
menghasilkan teori baru seperti pendidikan dasar/murni.
Fungsi prediksi adalah fungsi
meramal atau memproyeksi suatu fenomena yang akan terjadi pada waktu yang akan
datang berdasarkan kondisi yang ada sekarang dan atau sebelumnya.
Fungsi pengendalian adalah
mengendalikan fenomena yang mungkin terjadi sebagai akibat dari kondisi yang
ada. Fungsi perbaikan adalah untukmemperbaiki program, kurikulum, pembelajaran
dan aspek-aspek pendidikan lainya guna meningkatkan mutu kompetensi peserta
didik.
Fungsi penjelasan adalah untuk
menjelaskan,menggambarkan, menegaskan suatu kondisi yang melandasi suatu
fenomena.[4]
E.
Pentingnya penelitian pendidikan
Ada
beberapa alasan mengapa penelitian pendidikan itu dianggap penting yaitu:
Pertama,pendidik
dapat meganalisis dan memahami masalah-masalah pendidikan secara kontinu dan
dapat membuat keputusan –keputusan secara profesional.
Kedua,
kelompok pembuat kebijakan diluar lembaaga
pendidikan seperti lembaga kegislatif dan yudikatif telah mengamatkan melaalui
perangkat undang-undang untuk melakukan perubahan sistem pendidikan sebagai
upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Ketiga,
masyarakat
yang peduli pendidikan, para profesional , organisasi, dan yayasan yang
bergerak dalam bidang pendidikan telah berupaya untuk melaakukan berbagai
kegiatan penelitian pendidikan untuk mempelajari masalah-masalah yang khusus
tentang pendidikan.
Keempat,ulasan
tentang hasil penelitian pendidikan terdahulu ternyata banyak memberikan
manfaat bagi pengmbangan pendidikan.
Kelima,
penelotian pendidikan mudah dibaca, difahami, dimaknai, daan dijangkau.
Keenam,
hasil penelitian pendidikan dapat membantu pendidik dalammembuat perencanaan
baru, memperbaaiki praktik pendidikan, dan menilai pembelajaran.
F.
Domain penelitian pendidikan
Secara umum, bidang kajian
penelitian pendidikan mencakup semua masalah yang timbul dan bersumber dari
bidang pendidikan. Sedangkan secara vkhusus penelitian dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
1. Filsafat dan tujuan pendidikan
a. Filsafat pendidikan
b. Tujuan pendidikan, baik secara vertikal
maupun horizontal
2. Jalur pendidikan: pendidikan formal,
informal, dan nonformal
3. Jenis pendidikan: TK/RA, SD/MI, SMP/MTS,
SMA/MA, Pndidikan luar biasa, Unversitas/institut/sekolah
tinggi/politeknik/akademi.
4. Jenjang pendidikan:
TK-SD-SMP-SMA-perguruan tinggi
5. Bidang kurikulum dan teknologi
pendidikan meliputi:
a. Kurikulum,meliputi: (a) kurikulumsesuai
jalur, jenis dan jenjang pendidikan.(b) komponen-komponen kurikulum tujuan,
isi/materi, metode, orgaanisasi, dan evaluasi,(c) tahap-tahap pengembangan kurikulum,
perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan supervisi.(d) faktor- faktor
yang mempengaruhi pengembangan kurikulum: guru,peserta didik, lingkungan,
sarana prasaran, masyarakaat, dan orang tua. (e) inovasi kurikulum.
b. Teknologi pendidikan : pembelajaran
individual, pembelajaran, daan perangkat lunak,sumber-sumber belajar, dan
lainya.
c. Pembelajaran: model-model
pembelajaran,strategi pembelajaran, inovasi pembelajaran, menejemen
pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan lainya.
6. Penyelenggaraan pendidikan: sesuai jalur
daan jenis jenjang pendidikan.
7. Tanggung jawab pendidikan : orang tua,
masyarakat, pemerintah.
8. Pendidik/guru: lembaga pendidikan guru,
profesi guru, kompetensi sertifikasi guru, kode etik guru, profesi guru, fungsi
guru, dan lainya.
9. Tenaga kependidikan: tugas dan tanggung
jawab, motivasi, disiplin daan lainya.
10. Peserta didik: tingkat pengembangan,
tehnik belajar, prestasi belajar, sikap, minat, motivasi, kebiasaan, wajib
belajar dan lainya.
11. Sarana dan prasarana pendidikan.
12. Manajemen pendidikan ; perencanaan
pendidikan, organisasi pendidikan, pmebiayan pendidikan , dan pengawasan
pendidika.
13. Bimbingan dan konseling
14. Linkungan pendidikan.
15. Evaluasi, akreitasi, dan sertifikasi.
16. Pendirian satuan pendidikan
17. Penyelenggaraan pendidikan oleh lembaga
Negara lain.
Pembidangan pendidikan diatas
sebagai domain penelitiaan pendidikan daapat diperinci lagi menjadi beberapa
sub-bidang. Mungkin juga ada format umtuk memetakan Bidang-bidang pendidikan sbagai domain
penelitian pendidikan.
G.
Prosedur penelitian prndidikan
Prosedur atau langkah-langkah pokok
penelitian pendidikan tudak terlepas dari metode ilmiah. Metode ilmiah adalah
langkah-langkah yang digunakan untuk memecahkan masalah berdasarkan prin
si-prinsip ilmiah, yaitu sistematris, objektif, rasional, logis, fdan kritis.
Namun demikian dalam kehidupan sehari-hari banyaak juga orang-orang memecahkan
masalah dngan metode nonilmiah seperti: akal sehat, pransangka, intuitif, dan
coba-coba, otoritas, dan tradisi, spekulasi dan argumentasi, hopitesis dan
eksperimen.
Pertama sekali orang harus
menyadari adanya suatu nkebutuhan atau tantangan untuk memecahkan masalah.
Setelah menyadari adanya masalah, kemudian merumuskan masalah, sehingga jelas
batas-batas masalah yang harus dipecahkan. Selanjutnya, merumuskan hipotesis
yaitu dugaan atau jawaban sementara yang harus diuji kebenaaranya.
Untuk menguji hipotesis, maka harus
mengumpulkan bahan-bahan atau data-data yang relevan. Adat-data tersebut
disusun, dikelompokkan dan dianalisis menjadi suatu keyakinan untuk melakukan
konklusi, berdasarkan hasil analisis data, kemusdian ditarik nilai-nilai umum
sebagai kesimpulan. Bahkan dari konklusi ini dapat dirimuskan implikasinya pada
masa yang akan datang sebagai refleksi untuk menilai pemecahan masalah-massalah
baru.
Gideon E.nelson mengembangkan
konsep metode ilmiah dengan empat langkah pokok, yaitu informasi awal,
hipotesis, eksperimen, dan pengamatan,
serta hpotesis diterima atau ditolak. Sementara, jack R. Fraenkel mengemukakan
lima langkah dalam metode ilmiah.,yaitu indetifikasi masalah, merumuskan
masalah, merumuskan hipotesis, memproyeksikan konsekuensi-konsekuensi, dan
menguji hipotesis.
Berdasarkan kerangka dasar metode
ilmiah di atas, maka tahap-tahap pemnelitian pada dasarnnya dapat dibagi
menjadi tiga tahap, yaitu penyusunan desain penelitian, pelaksanaan penelitian,
dan laporan penelitian. Setiap tahap diperinci menjadi langkah-langkah kegiatan
sebagai berikut.
Tahap pertama: Penyusunan Desain
Penelitian
1. Merummuskan Latar Belangkah Masalah
2. Merumuskan Masalah
3. Melakukan Studi Pendahuluan
4. Merummuskan hipotesis
5. Merumuskan Tujuan dan Manfaat hasil
Penelitian
6. Menentukan Populasi dan Sampel
7. Menyusun Instrumen Penelitian
8. Menyusun Langka-Langkah Pengolahan Data
Tahap
Kedua: Pelaksanaan Penelitian
1. Mengumpulkan Data
2. Mengolah Data
3. Membahas Hasil Penelitian
4. Merumuskan Simpulan, Implikasi dan Saran
Tahap
ketiga: Laporan Penelitian
1. Menyusun laporan hasil Penelitian
H. Proses
Penelitian
Seperti telah diketahui bahwa
penelitian itu pada prinsipnya adalah untuk menjawab masalah. Masalah
merupakan penyimpangan dari apa yang seharusnya dengan apa yang terjadi
sesungguhnya. Penyimpangan antara aturan dengan pelaksanaan, teori dengan
praktek, perencanaan dengan pelaksanaan dan sebagainya. Penelitian kuantitatif
bertolak dari studi pendahuluan dari obyek yang diteliti (preliminary study)
untuk mendapatkan hal yang betul-betul menjadi masalah. Selanjutnya supaya
masalah dapat dijawab maka masalah tersebut dirumuskan secara spesifik dan pada
umumnya dibuat dalam bentuk kalimat tanya.
Selain itu penemuan penelitian
sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (hipotesis). Jadi kalau
jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung
oleh penelitian yang relevan tetapi belum ada pembuktian secara empiris
(faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis.
Untuk menguji hipotesis tersebut
peneliti dapat rnemilih metode, strategi, pendekatan atau desain penelitian
yang sesuai. Pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat
ketelitian data yang diharapkan dan konsistensi yang dikehendaki. Sedangkan
yang menjadi pertimbangan praktis adalah tersedianya dana, waktu dan
kemudahan-kemudahan yang lain.
Dalam penelitian kuantitatif, metode
penelitian yang dapat digunakan adalah metode survey, ex post facto, eksperimen,
evaluasi, action research dan policy research (selain metode
naturalistik dan sejarah). Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka
peneliti dapat menyusun instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai
alat pengumpul data yang dapat berbentuk test, angket/kuesioner untuk pedoman
wawancara atau observasi. Sebelum instrumen digunakan untuk mengumpulkan data,
maka instrumen penelitian harus terlebih dulu diuji validitas dan
reliabilitasnya.
Pengumpulan data dilakukan pada
obyek tertentu baik yang berbentuk populasi maupun sampel. Bila peneliti ingin
membuat generalisasi terhadap temuannya, maka sampel yang diambil harus
representatif (mewakili). Setelah data terkumpul, selanjutnya dianalisis untuk
menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik
statistik tertentu. Berdasarkan analisis
apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima, atau apakah
penemuan itu sesuai dengan hipotesis yang diajukan atau tidak. Langkah terakhir
dalam penelitian kuantitatif adalah rumusan kesimpulan yang merupakan jawaban
terhadap rumusan masalah.
Berdasarkan proses penelitian
kuantitatif di atas maka tampak bahwa proses penelitian kuantitatif bersifat
linier, di mana langkah-langkahnya jelas, mulai dari rumusan masalah, berteori,
berhipotesis, mengumpulkan data, analisis data dan membuat kesimpulan serta
saran.
I.
Jenis-jenis penelitian pendidikan
Pemetaan jenis penelitian dapat
dilakukan secara bervariasi bergantung dari segi apa kita meninjaunya. Jenis
penelitian dikelompokkan berdasarkan pendekatan, tujuan, tempat, fungsi, dan
metode.
a. Jenis penelitian berdasarkan tujuan
Penelitian
eksplorasiadalah jenis penelitian yang dilakukan
untuk menemukan ilmu (pendidikan) dan masalah-masalah yang baru dalam bidang
pendidikan.
Penelitian
pengembangan adalah jenis penelitian dilaksanakan
untuk mengembangkan ilmu pendidikan yang udah ada.
Penelitian
verifikasi adalah jenis penelitian yang
dilaksanakan untuk menguji kebenaran ilmu-ilmun pendidikan yang telah ada.[5]
b. Jenis penelitian berdasarkan pendekatan
Penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan
pada filsafaat positivme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu.
Penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang
spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak
awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan
penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka,
mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta
penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan
lebih baik bila disertai dengan gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya.
Menurut
teori, jika dalam praktek juga, peneliti kuantitaf menyisihkan dan menentukan
ubahan-ubahan(variable) dan kategori-kategori ubahan. Ubahan-ubahan ini secara
bersamaan terkait dengan hipotesis yang sering kali ada sebelum data dikumpulkan
dan kemudian diujikan terhadap data.[6]
Penelitian
kualitatif adalah penelitian untuk menjawab
permasalahan yang memerlukan pemahaman secara mendalam dalam konteks waktu dan
situasi yang bersangkutan, dilakukan secaraa wajar dan alaami sesuai dengan
kondisi objektif dilapangan tanpa adanya manipulasi.[7]
Atas dasar pertimbangan itulah maka kemudian
penelitian kualitatif tampaknya diartikan sebagai penelitian yang tidak
mengadakan perhitungan[8]. Ada beberapa istilah yang
digunakan untuk penelitian kualitatif, yaitu penelitian atau inkuiri
naturalistik atau alamiah, etnografi, interaksionis simbolik, perspektif ke
dalam, etnometodologi, “the Chicago School”, fenomenologis, studi kasus,
interpretatif, ekologis, dan deskriptif.
Penelitian
pengembangan suatu kajian
tentang pola dan urutan pertumbuhan atau perubahan sebagai fungsi waktu.
c. Jenis
penelitianberdasarkantempat
Penelitian kepustakaan yaitu yang dilaksanakan diperpustakaan
Labolatorium yaitu yang dilaksanakan dilabolatorium
Penelitian lapangan yaitu dilaksanakan disuatu tempat,diluar(perpustakaan dan
labolatorium).
d. Jenis penelitian berdasarkan fungsi
·
Penelitian dasar
·
Penelitian terapan
·
Penelitian tindakan
·
Penelitian penilaian
·
Penelitian evaluasi
·
Penelitian kebijakan
·
Penelitian grounded
e. Jenis penelitian berdasarkan metode
·
Penelitian sejarah
·
Penelitian deskriptif
·
Penelitian eksperimen
·
Penelitian survei
·
Penelitian ekspos fakto
·
Penelitian komparatif
·
Penelitian korelasional
·
Penelitian study kasus
·
Penelitian development dan research
DAFTAR
PUSTAKA
Lexy
J. Moleong, MetodolagiPenelitianKualitatif, Bandung : PT
RemajaRodaskarya, 2001cet. 14
Sugiyono,Metode penelitian Pendidikan,Bandung,Alfabeta,
2014
Sumarno,
Memadu Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar: 2002
Zainal
Arifin,Penelitian Pendidikan,Bandung,PT.Remaja
Rosdakarya,2011
[1] Zainal Arifin,Penelitian Pendidikan,(Bandung,PT.Remaja
Rosdakarya,2011) hal: 2
[2]Ibid :4
[3]Sugiyono,Metode penelitian Pendidikan,(Bandung,Alfabeta,
2014)hal :5
[4]Zainal Arifin,Penelitian Pendidikan,(Bandung,PT.Remaja
Rosdakarya,2011) hal:8
[5]Zainal Arifin,Penelitian Pendidikan,(Bandung,PT.Remaja
Rosdakarya,2011) hal:28
[6]Sumarno, Memadu Metode
Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar: 2002. Hal:11
[7] Sugiyono,Metode penelitian Pendidikan,(Bandung,Alfabeta,
2014)hal :15
[8]Lexy J. Moleong, MetodolagiPenelitianKualitatif,
(Bandung : PT RemajaRodaskarya, 2001) cet. 14 hal. 2