BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai seorang
muslim yang baik kita tentu tau
bahwa ahlak terhadap orang tua merupakan sesuatu hal yang sangat penting .
karena, orang tua adalah orang yang mengenalkan kita pada dunia dari kecil
hingga dewasa. Dan setiap orang tua pun pasti mempunyai harapan terhadap
anaknya agar kelak menjadi anak yang sukses, berbakti kepada kedua orang tua
serta menjadi lebih baik dan sholeh. Maka
dari itu jika kita mamang seorang muslim yang baik hendaknya kita selalu
berbakti kepada kedua orang tua kita. Melakukan apa yang telah di perintahkan
oleh orang tua dan pantang untuk membangkang kepada orang tua.
Namun di zaman
dewasa ini banyak dari kita seperti lupa terhadap kewajiban kita terhadap
orang tua sebagai muslim yang baik,
yaitu adalah kita harus memiliki ahlak yang sempurna Terhadap orang tua kita
.Ahlak merupakan salah satu khazanah intelektual muslim yang kehadiranya hingga
saat ini semakin di rasakan.Tidaklah berlebihan jika misi utama kerasulan
Muhammad SAW. Adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia, dan sejarah
mencatat bahwa faktor pendukung keberhasilan dakwah beliau antara lain karena
dukungan akhlaknya yang prima.
Kepada umat
manusia , khususnya yang beriman kepada Allah SWT diminta agar akhlak dan
keluhuran budi Nabi Muhammad SAW. Di jadikan sebagai contoh dalam kehidupan di
berbagai bidang. Perhatian terhadap pentingnya akhlak kini muncul kembali,
yaitu di saat bangsa Indonesia di hadapkan pada masalah moral dan akhlak yang
cukup serius , yang kalau di biarkan akan menghancurkan masa depan bangsa
Indonesia sendiri.
B.
RUMUSAN
MASALAH
a. Apa pengertian
akhlak ?
b. Apa saja
dasar-dasar berbuat baik kepada orang tua?
c. Bagaimana cara
menjaga akhlak terhadap orang tua?
d. Apa akibat dari
durhaka kepada orang tua?
e. Apa manfaar dari
berbakti kepada orang tua?
C.
TUJUAN
Untuk
memenuhi tugas makalah pada materi pembelajaran aqidah akhlak. serta untuk
mengetahui tentang akhlak yang lebih mendalam dalam ruang lingkup akhlak kepada
keluarga (orang tua).
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa arab yaitu Al-khulq,
Al-khuluq yang
mempunyai arti watak, tabiat. Secara Istilah Akhlak menurut Ibnu MaskawiAkhlak adalah sesuatu keadaan bagi jiwa
yang mendorong ia melakukan tindakan-tindakan dari keadaan itu tanpa melalui
pikiran dan pertimbangan.
Sedangkan yang dimaksud kedua orang tua
adalah Bapak Ibu baik itu dari keturunan (Nasab) atau susuan, baik keduanya
orang muslim ataupun kafir, termasuk juga kedua orang tua adalah nenek dan
kakek dari kedua belah pihak.
Jadi akhlak kepada Orang Tua adalah
Menghormati dan menyayangi mereka berdua dengan sopan santun dan berbakti
kepada keduanya dalam keadaan hidup dan dalam keadaan sudah meninggal dunia.
Akhlak merupakan pembinaan budi
pekerti anak sehingga menjadi budi pekerti yang mulia (akhlakul karimah).
Proses tersebut tidak lepas dari pembinaan kehidupan beragama seorang anak
secara total, akhlak mulia adalah suatu hal yang wajib dimiliki oleh setiap
muslim, agar setiap muslim dapat memiliki akhlak mulia maka harus diajarkan.
Orang tua berperan penting dalam pembentukan akhlak karena orang tua mempunyai
kewajiban untuk menanaamkan akhlak karimah terhadap anak-anaknya.
Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa akhlak baik tidak dapat terbentuk kecuali dengan membiasakan
seseorang berbuat suatu pekerjaan yang sesuai dengan sifat akhlak itu.[1]
Kepribadian
atau akhlak seseorang tidak terbentuk secara tiba – tiba. Terdapat suatu hukum
yang universal dalam pembentukan akhlak, mulai dari perilaku sampai terbentuk
sebuah akhlak. setiap muslim diuntut untuk mengenali akhlaknya dengan baik,
agar dapat mengidentifikasi akhlak negative mereka, sehingga mereka dapat
merubah akhlak negative tesebut sesuai dengan akhlak seorang muslim sejati.
Untuk dapat mengenali dan merubah akhlak, kita harus mampu mengetahui bagaimana
proses terbentuknya akhlak, hal - hal apa saja yang dapat mempengaruhi
terbentuknya akhlak.
Akhlak juga yang mengendalikan diri anak untuk melakukan perbuatan baik
termasuk taat kepada Allah SWT, berbakti kepaada orang tua, hormt terhadap yang
lebihtua, dan sayang antara sesama muslim. Ahlak yerhadap orang tua sangatlah
penting karena semuanya sudah di nash kan
oleh Allah SWT, didalam Al-Quran serta hadits-hadits nabi juga memerintahkan untuk
berbakti terhadap orang tua.
Berbakti
kepada orang tua merupakan faktor utama diterimanya do’a seseorang, juga merupakan amal shaleh
paling utama yang dilakukan oleh seorang muslim. Banyak sekali ayat Al-Qur’an
ataupun Hadits yang menjelaskan keutamaan berbuat baik kepada kedua orang tua.
Oleh karena itu, perbuatan terpuji ini seiring dengan nilai-nilai kebaikan
untuk selamanya dan dicintai oleh setiap orang sepanjang masa.
Salah
satu keutamaan berbuat baik kepada kedua orang tua, disamping melaksanakan
ketaatan atas perintah Allah SWT adalah menghapus dosa-dosa besar.
2.
Dasar-Dasar Berbuat Baik kepada Kedua Orang Tua
Dasar-dasar
keharusan berbuat baik kepada kedua orang tua adalah:
a.
Al-Quran
1. Allah
SWT berfirman dalam QS. An-Nisa’: 36
* (#rßç6ôã$#ur ©!$# wur (#qä.Îô³è@ ¾ÏmÎ/ $\«øx© ( Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $YZ»|¡ômÎ) ÉÎ/ur 4n1öà)ø9$# 4yJ»tGuø9$#ur ÈûüÅ3»|¡yJø9$#ur Í$pgø:$#ur Ï 4n1öà)ø9$# Í$pgø:$#ur É=ãYàfø9$# É=Ïm$¢Á9$#ur É=/Zyfø9$$Î/ Èûøó$#ur È@Î6¡¡9$# $tBur ôMs3n=tB öNä3ãZ»yJ÷r& 3 ¨bÎ) ©!$# w =Ïtä `tB tb%2 Zw$tFøèC #·qãsù ÇÌÏÈ
Artinya:
36. sembahlah Allah dan
janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah
kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan
hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri,
2. Allah
berfirman dalam QS. Luqman: 14
$uZø¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷yÏ9ºuqÎ/ çm÷Fn=uHxq ¼çmBé& $·Z÷dur 4n?tã 9`÷dur ¼çmè=»|ÁÏùur Îû Èû÷ütB%tæ Èbr& öà6ô©$# Í< y7÷yÏ9ºuqÎ9ur ¥n<Î) çÅÁyJø9$# ÇÊÍÈ
Artinya:
14. dan Kami
perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya
telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
3. Kita harus berbuat baik kepada kedua
orang tua. Ibu telah mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah.
Menyusui dan mengasuhnya selama 2 tahun. Bersyukurlah kepada Allah dan Orang
tua. Jika kedua orang tua kita menyuruh berbuat dosa, maka jangan diikuti,
tetapi tetaplah pergaulin keduanya didunia dengan baik[2].
Allah
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Ahqaf: 15
$uZø¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷yÏ9ºuqÎ/ $·Z»|¡ômÎ) ( çm÷Fn=uHxq ¼çmBé& $\döä. çm÷Gyè|Êurur $\döä. ( ¼çmè=÷Hxqur ¼çmè=»|ÁÏùur tbqèW»n=rO #·öky 4 #Ó¨Lym #sÎ) x÷n=t/ ¼çn£ä©r& x÷n=t/ur z`Ïèt/ör& ZpuZy tA$s% Éb>u ûÓÍ_ôãÎ÷rr& ÷br& tä3ô©r& y7tFyJ÷èÏR ûÓÉL©9$# |MôJyè÷Rr& ¥n?tã 4n?tãur £t$Î!ºur ÷br&ur @uHùår& $[sÎ=»|¹ çm9|Êös? ôxÎ=ô¹r&ur Í< Îû ûÓÉLÍhè ( ÎoTÎ) àMö6è? y7øs9Î) ÎoTÎ)ur z`ÏB tûüÏHÍ>ó¡ßJø9$# ÇÊÎÈ
Artinya: (15). Kami perintahkan kepada manusia
supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan
susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai
menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila Dia telah dewasa dan
umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku
untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada
ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai;
berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku.
Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk
orang-orang yang berserah diri".
b. Hadits
1. Dalam
sebuah riwayat disebutkan bahwa Abdullah bin Mas’ud berkata:
سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: اَلصَّلاَةُ لِوَقْتِهَا قُلْتُ: ثُــمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: بِرُّ الْوَالِدَيْنِ قُلْتُ: ثُــمَّ أَيٌّ؟قَالَ: اَلْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ. (رواه البخارى و مسلم)
Artinya: “Aku bertanya kepada Rasulullah, apakah amal yang disukai Allah?’.
Beliau menjawab ‘ sholat pada waktunya.’
Dia bertanya lagi, ‘kemudian apa?’
Beliau menjawab, ‘Berbuat baik kepada
kedua orang tua.’ Dia bertanya lagi, ‘kemudian
apa?’ Beliau menjawab, ‘Jihad pada
jalan Allah’.”
2. Dalam
sebuah riwayat disebutkan:
Al-Bazar
meriwayatkan dalam sebuah hadits dari Buraidah dari bapaknya bahwa ada seorang
laki-laki yang sedang thawaf sambil menggendong ibunya, lalu dia bertanya
kapada Nabi Muhammad “Apakah dengan ini sya sudah menunaikan haknya?” Beliau
menjawab, “Belum walaupun secuil.”
3. Diriwayatkan
dari Abu Hurairah ra.:
عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ
اِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَارَسُوْلَ اللهِ مَنْ
اَحَقُّ بِحُسْنِ صَحَابَتِيْ؟ قَالَ: أُمُّكَ قَالَ: ثُـمَّ مَنْ؟ قَالَ: أُمُّكَ قَالَ: ثُـمَّ مَنْ؟ قَالَ: أُمُّكَ قَالَ: ثُـمَّ مَنْ؟قَالَ: ثُـمَّ مَنْ؟ قَالَ: ثُـمَّ أَبُوْكَ (رواه البخارى و مسلم)
Artinya: Dari Abu Hurairah ra berkata: seorang
laki-laki datang kepada Rasulullah SAW, ia berkata: Wahai Rasulullah, siapakah yang paling berhak untuk saya pergauli
dengan baik? Nabi menjawab: “Ibumu”.
Dia bertanya (lagi): lalu siapa? Nabi
menjawab: “Ibumu”. Dia bertanya
(lagi): lalu siapa? Nabi menjawab: “Ibumu”. Dia bertanya (lagi): lalu siapa? Nabi menjawab: kemudian bapakmu. (H.R. Al-Bukhori dan
Muslim)
4. Dalam
riwayat lain dari Abdullah bin Amr bin Ash dikatakan:
عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ عَمْرِو
بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَاعَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: رِضَااللهِ فِيْ
رِضَاالْوَالِدَيْنِ
وَسُخْطُ اللهِ فِيْ َسُخْطِ الْوَالِدَيْنِ (اخرجه التّرمذى وصحّحه
ابن حبّان والحاكم)
Artinya: Dari Abdullah bin Amr bin Ash RA., dari
Nabi SAW beliau bersabda: “Keridlaan
Allah terletak pada keridlaan kedua orang tua, dan kemarahan Allah terletak
pada kemarahan kedua orang tua”.
(dikeluarkan oleh Tirmidzi dan dibenarkan oleh Ibnu Hibban)
5. Dalam
sebuah riwayat disebutkan bahwa “ Seseorang datang kepada Nabi Muhammad kemudian meminta izin untuk
mengikuti jihad. Beliau lalu bertanya, “Apakah
kedua orang tuamu masih hidup?’ Dia menjawab, ‘ya’. Beliaupun mengatakan ,’pada
keduanya, hendaklah engkau berjihad’’ [3].
3. Menjaga Akhlak
Kepada kedua orang tua
a.
Mentaati
perintah kedua orang tua
Manusia
penting untuk selalu menjaga akhlak kepada orang tua. Manusia harus mentaati
perintah orang tua karena pada hakikatnya tidak ada orang tua yang menginginkan
keburukkan bagi anak anaknya, jadi apapun perintah mereka, tak lain adalah
bentuk kecintaan yang tulus tanpa pamrih.
b. Menolak
perintah bermaksiat kepada allah dan rasul-Nya dengan cara baik dan Beretika
Keterbatasan
pengetahuan dan keimanan, orang tua memerintahkan sesuatu yang bertentangan
dengan perintah Allah maupun Rasulullah, jadi dalam keadaan semacam ini, agar
akhlak kepada orang tua tetap terjaga, kita diperintahkan untuk menolak dengan
cara cara yang baik. Allah
berfirman dalam QS. Luqman ayat 15
bÎ)ur #yyg»y_ #n?tã br& Íô±è@ Î1 $tB }§øs9 y7s9 ¾ÏmÎ/ ÖNù=Ïæ xsù $yJßg÷èÏÜè? ( $yJßgö6Ïm$|¹ur Îû $u÷R9$# $]ùrã÷ètB ( ôìÎ7¨?$#ur @Î6y ô`tB z>$tRr& ¥n<Î) 4 ¢OèO ¥n<Î) öNä3ãèÅ_ötB Nà6ã¥Îm;tRé'sù $yJÎ/ óOçFZä. tbqè=yJ÷ès? ÇÊÎÈ
Artinya: “ Dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan dengan akusesuatu yang tidak da pengetahuanmu tentang itu, maka
janganlah kamu mengikuti keduannya, dan pergaulilah keduanya didunia dengan
baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku,kemudian hanya
kepada-Kulah kembalimu, maka kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS. Luqman :15
c. Berkata
sopan dan tidak melukai hati
Menjaga
akhlakkepada orang tua dapat dilakukan dengan menjaga adab berbicara kepada
kedua orang tua dengan menggunakan bahasa yang baik, kalimat yang sopan, dan
tidak menyakiti hati.Allah berfirman dalam Q.S. Al-Isra’ Ayat 24.
ôÙÏÿ÷z$#ur
$yJßgs9
yy$uZy_
ÉeA%!$#
z`ÏB
ÏpyJôm§9$#
@è%ur
Éb>§
$yJßg÷Hxqö$#
$yJx.
ÎT$u/u
#ZÉó|¹
ÇËÍÈ
Artinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap
mereka berdua dengan penuh kasih sayang, dan ucapkanlah do’a : ‘Wahai Tuhanku,
kasihilah mereka keduannya, sebagaimana mereka berdua telah mendidikku waktu
kecil.”
d. Merawat
kedua orang tua lanjut usia dengan sabar dan ikhlas
Agar
Akhlak kepada orang tua seorang muslim tetap terjaga hendaknya mereka menjaga
orang tuanya hingga kahir hayatnya. Allah berfirman dalam Q.S. A-Isra’ ayat 23
*
4Ó|Ós%ur
y7/u
wr&
(#ÿrßç7÷ès?
HwÎ)
çn$Î)
Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur
$·Z»|¡ômÎ)
4
$¨BÎ)
£`tóè=ö7t
x8yYÏã
uy9Å6ø9$#
!$yJèdßtnr&
÷rr&
$yJèdxÏ.
xsù
@à)s?
!$yJçl°;
7e$é&
wur
$yJèdöpk÷]s?
@è%ur
$yJßg©9
Zwöqs%
$VJÌ2
ÇËÌÈ
Artinya: “…
Bila salah satu dari keduanya atau kedua-duanya mencapai usia lanjut disisimu,
maka janganlah kamu katakan : “uhf!” dan jangan pula menghardik, dan katakana
kepada mereka perkataan yang mulia!”
e. Mendo’akan
orang tua semasa hidupnya dan setelah meninggal dunia
Islam
menganjurkan umatna untuk senantiasa menjaga akhlak kepada orang tua, berbuat
baik kepada orang tua dalam keadaan apapun , dalam keadaan beriman maupun
kafir, dalam keadaan senang maupun susah, dalam keadaan senang maupun susah,
dalam keadaan sehat maupun sakit, dalam keadaan hidup maupun sudah meninggal
Dalam
hadis riwayatAbu Dawud, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban, yang bersumber dari Abu
Usaid bin Malik bin Rabiah As-Sa’idi,
bahwa
seorang laki laki Bani Salamah dating kepada Rasulullah, “apakah
masih ada sesuatu yang aku dapat lakukan untuk berbakti kepada kedua orang
tuaku setelah keduanya wafat?”. Beliau bersabda , “ Ya, yaitu mendo’akan keduanya, memintakan
ampun, menunaikan janjinya, menyambungpersaudaraan yang tidak disambungkecuali
Karena keduanya, dan memuliakan kawan kawan mereka.”
Akhlak
terhadap orang tua yang lain
yaitu:
a. Mencintai
mereka melebihi cinta kepada kerabat lainnya.
b. Merendahkan
diri kepada keduanya diiringi
kasih sayang
c. Berkomunikasi
kepada orang tua dengan khidmat,mempergunakan
kata-kata lemah lembut
d. Berbuat
baik kepada ibu-bapak dengan sebaik-baiknya
e. Mendo’akan
keselamatan dan keampunan bagi mereka yang orang tuanya sudah meninggal ataupun
belum meninggal.[4]
4. Dampak durhaka
kepada orang tua
Beberapa
hal yang merupakan akibat dari mendurhakai orang tua adalah:
a. Anak-anak
yang mendurhakai orangtuanya akan di kutuk oleh Allah
Sesuai
dengan sabda Rasul yang artinya: “Barang siapa yang membuat ibu
bapaknya marah , maka berarti membuat Allah marah kepadanya” (H.R
Bukhari)
b. Disegerakan
siksanya di dunia ini.
Sesuai
dengan sabda Rasul yang artinya: “Semua dosa itu, siksanya akan di
tangguhkan Allah sesuka-Nya, kecuali dosa karena dosa kepada orang tua, maka
sesungguhnya Allah akan menyegerakannya dalam hidup di dunia ini sebelum
meninggal dunia” (H.R Hakim)
5.
Manfaat berbakti kepadaorang tua
a. Diridhai
oleh Allah Azza wa Jalla
Dalam
hadis Qudsi Allah swt berfirman: “Sesungguhnya
yang pertama kali dicatat oleh Allah di Lawhil mahfuzh adalah kalimat: ‘Aku
adalah Allah, tiada Tuhan kecuali Aku, barangsiapa yang diridhai oleh kedua
orang tuanya, maka Aku meridhainya; dan barangsiapa yang dimurkai oleh
keduanya, maka Aku murka kepadanya.” (Jâmi’us Sa’adât, penghimpun
kebahagiaan, 2: 263).
b. Disayangi
oleh Allah swt
Rasulullah
saw bersabda kepada Ali bin Abi Thalib (sa): “…Wahai Ali, Allah menyayangi kedua orang tua yang melahirkan anak
karena keberbaktiannya kepada mereka. Wahai Ali, barangsiapa yang membuat sedih
kedua orang tuanya, maka ia telah durhaka kepada mereka.” (Al-Faqîh 4: 371)
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Akhlak merupakan perbuatan terpuji dimana hal tersebut
harus ditanamkan pada diri peserta didik. Orang tua berperan penting dalam pembentukan akhlak karena orang tua mempunyai
kewajiban untuk menanamkan akhlak karimah terhadap anak-anaknya.
Kita sebagai Muslim yang baik tentunya memiliki kewajiban untuk berbakti
kepada orang tua kita, baik ibu maupun ayah.Agama Islam mengajarkan dan
mewajibkan kita sebagai anak untuk berbakti dan taat kepada ibu-bapak. Taat dan
berbakti kepada kedua orang tua adalah sikap dan perbuatan yang terpuji, ada
banyak cara untuk berbakti dan bersikap sopan santun kepada orang tua.
Medurhakai
orang tua akan mendapatkan ganjaran yang amat pedih sebaliknya berbakti kepada
orang tua akan mendapatkan ganjaran yang setimpal baik didunia maupun di
akhirat karena keridhaan Allah terletak pada keridhaan kedua orang tua.
DAFTAR
PUSTAKA
Bukhori.
Umar. hadits tarbawi dalam perspektif
hadits. Jakarta: Amzah. 2014.
Deden,
Makbuloh. Pendidikan Agama Islam: Arah Baru Pengembangan Ilmu dan
Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: Rajawali Pers. 2011.
Mohammad,
Daud Ali. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers. 2011.
Rosihon,
Anwar. Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia. 2010.
[2] Deden Makbuloh. Pendidikan Agama Islam:
Arah Baru Pengembangan Ilmu dan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta:
Rajawali Pers. 2011. Hlm 149-150.
[3] Rosihon Anwar. Akhlak Tasawuf.
Bandung: Pustaka Setia. 2010. Hlm. 107-109.
[4] Mohammad Daud Ali. Pendidikan Agama Islam.
Jakarta: Rajawali Pers. 2011. Hlm. 357.